Finally setelah kurang lebih 3 minggu liburan a.k.a mudik ke Indonesia, barulah punya kesempatan buat nulis. Nah untuk review kali ini, bakalan saya bahas tentang gimana sih pertama kalinya mencoba naik pesawat Citilink Indonesia
Pertama-tama kenalan dulu dengan maskapai ini yah,
Sebenarnya citilink itu bisa dibilang anak perusahaannya Garuda Indonesia, sebuah maskapai kebanggan Indonesia karena selalu meraih penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, then belum lama juga beroperasi namun dari review beberapa orang, citilink ini termasuk maskapai dengan kualitas layanan terbaik setelah Garuda Indonesia.
Nah perjalanan kami dimulai dari Jakarta, karena emang kebetulan kita beli tiketnya pp Jakarta - Manado. Untuk masalah tiket sendiri, masih agak lebih mahal sih dibandingkan dengan Lion Air, tpi berhubung penulis udah trauma ama si Lion karena terakhir kali naik dan delayednya minta ampun, jadi udah tobat mulai dari situ. Then, kenapa kami gak naik Garuda Indonesia lagi, yah itu dia harga tiketnya udah mahal banget karena waktu booking udah mepet.
Pesawat Citilink yang kami tumpangi dari Bandara Soekarna Hatta menuju ke Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado. Perjalanan dari CGK ke MDO (biasa disingkat) memakan waktu kurang lebih 3 jam 10 menit. Hal yang paling berkesan waktu di pesawat yah itu, dari pas mau take off, udah di udara sampe landing, semuanya berjalan dengan mulus.
Nah di dalam pesawat sendiri, emang terlihat perbedaan besar sekali karena, pertama dari kelas ekomomi dan bisnis, nampaknya untuk kelas bisnis sendiri tidak tersedia di citilink, hanya ada beberapa kursi di deretan paling depan dengan penutup kepala warna ijo dengan jarak space yang lebih luas dibanding kursi dibelakangnya.
Then, untuk penutup bagasi kabin, biasanya ada stiker promo produk dari sponsor yang terpasang, yang menjadi pembeda dengan pesawat dalam negeri maupun pesawat luar negeri yang pernah saya tumpangi.
Nah dari segi pelayanan di pesawat juga, emang agak berbeda dari Garuda Indonesia yang menyediakan makanan gratis, karena untuk makanan di Citilink sendiri kita harus menyediakan budget khusus karena tidak termasuk dalam harga tiket pesawat. Biasanya kalo makanan berkisar dari 50rb-an. Termasuk murah untuk makanan di pesawat yah, tapi berhubung waktu itu kami udah sarapan pas di bandara jadi kami tidak mencoba membeli makanan lagi di pesawat.
Dari pengalaman terbang pertama ini, saya langsung bilang ke suami : "nanti kalo kita pulang
kampung lagi, mungkin saya tidak akan pindah ke lain hati lagi, karena saya sudah tertarik dengan citilink Indonesia". Daripada beli mahal naik Garuda Indonesia dan pelayanan dan pengalamannya hampir sama dan bisa dibilang 11-12 nah lebih baik cari yang murah dan ekonomis yah π.
Semoga diijinkan mudik tahun depan dan bisa kembali mencoba kenyamanan terbang dengan Citilink Indonesia.
Pertama-tama kenalan dulu dengan maskapai ini yah,
Sebenarnya citilink itu bisa dibilang anak perusahaannya Garuda Indonesia, sebuah maskapai kebanggan Indonesia karena selalu meraih penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, then belum lama juga beroperasi namun dari review beberapa orang, citilink ini termasuk maskapai dengan kualitas layanan terbaik setelah Garuda Indonesia.
Nah perjalanan kami dimulai dari Jakarta, karena emang kebetulan kita beli tiketnya pp Jakarta - Manado. Untuk masalah tiket sendiri, masih agak lebih mahal sih dibandingkan dengan Lion Air, tpi berhubung penulis udah trauma ama si Lion karena terakhir kali naik dan delayednya minta ampun, jadi udah tobat mulai dari situ. Then, kenapa kami gak naik Garuda Indonesia lagi, yah itu dia harga tiketnya udah mahal banget karena waktu booking udah mepet.
Pesawat Citilink yang kami tumpangi dari Bandara Soekarna Hatta menuju ke Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado. Perjalanan dari CGK ke MDO (biasa disingkat) memakan waktu kurang lebih 3 jam 10 menit. Hal yang paling berkesan waktu di pesawat yah itu, dari pas mau take off, udah di udara sampe landing, semuanya berjalan dengan mulus.
Nah di dalam pesawat sendiri, emang terlihat perbedaan besar sekali karena, pertama dari kelas ekomomi dan bisnis, nampaknya untuk kelas bisnis sendiri tidak tersedia di citilink, hanya ada beberapa kursi di deretan paling depan dengan penutup kepala warna ijo dengan jarak space yang lebih luas dibanding kursi dibelakangnya.
(Interior dalam pesawat Citilink)
Then, untuk penutup bagasi kabin, biasanya ada stiker promo produk dari sponsor yang terpasang, yang menjadi pembeda dengan pesawat dalam negeri maupun pesawat luar negeri yang pernah saya tumpangi.
Nah dari segi pelayanan di pesawat juga, emang agak berbeda dari Garuda Indonesia yang menyediakan makanan gratis, karena untuk makanan di Citilink sendiri kita harus menyediakan budget khusus karena tidak termasuk dalam harga tiket pesawat. Biasanya kalo makanan berkisar dari 50rb-an. Termasuk murah untuk makanan di pesawat yah, tapi berhubung waktu itu kami udah sarapan pas di bandara jadi kami tidak mencoba membeli makanan lagi di pesawat.
(Contoh menu di dalam pesawat)
Dari pengalaman terbang pertama ini, saya langsung bilang ke suami : "nanti kalo kita pulang
kampung lagi, mungkin saya tidak akan pindah ke lain hati lagi, karena saya sudah tertarik dengan citilink Indonesia". Daripada beli mahal naik Garuda Indonesia dan pelayanan dan pengalamannya hampir sama dan bisa dibilang 11-12 nah lebih baik cari yang murah dan ekonomis yah π.
Semoga diijinkan mudik tahun depan dan bisa kembali mencoba kenyamanan terbang dengan Citilink Indonesia.
Comments
Post a Comment