Jeng jeng jeng, pesawat baru lagi untuk mudik kami kali ini. π
Yupppsss akhirnya kami mencoba pesawat Saudia airlines, salah satu pesawat milik pemerintah Arab Saudi dan juga salah satu anggota Skyteam. Pertamanya sih masih parno mau naik pesawat yang gak kami kenal, cuma karena memang waktu booking tiket buat mudik kurang lebih 2 bulan sebelum kami berangkat, yah kamipun menjatuhkan pilihan pada maskapai ini dengan pertimbangan semoga pelayanannya bagus karena sudah anggota Skyteam Alliance.
Nah perjalanan kami dimulai dari Paris tepatnya di Charles de Gaulle airport menuju ke Jakarta tepatnya di Soekarno Hatta airport dan juga sebaliknya. Untuk tempat transit sendiri ada 2 kota karena perjalanan pulang pergi, pertama kami transit di Riyadh untuk 5 jam dari Paris, kedua kami transit di Jeddah untuk 10 jam dari Jakarta.
Perjalanan kami sendiri memakan waktu yang agak lebih panjang dari biasanya karena waktu transitnya yang lumayan lama sekitar 5 jam. Dan kebetulan tempat transit kami waktu itu di Riyadh Airport, dimana bisa saya bilang transit yang paling membosankan selama 5 jam karena tidak ada yang bisa dilakukan di bandara karena sementara di renovasi jadi tidak bisa cuci mata di duty free.
Seperti biasa sih, kalo mau perjalanan jauh pasti disediakan makanan, tapi untuk kali ini kayaknya
Saudia Airlines sama kayak temannya Air France - KLM sesama anggota Skyteam yang cuma kasi 3
kali makan di pesawat dengan perjalanan lebih dari 15 jam. Padahal pesawat Qatar Airlines udah kasi
makan 4 kali untuk penerbangan yang sama PP Paris - Jakarta.
Then, namanya juga pesawat Arab yah, jadi semua makanan pasti halal dan berbau khas Arab - Arab gitu deh. Mulai dari Ayam kari klo saya gak salah, daging sapi, sama ikan yang tentu saja pasangannya tetap nasi dicamput rempah dari Arab. Untuk minumannya, sama sekali tidak ada alkohol karena pesawat Syariah yang tidak menyediakan alkohol ataupun makanan yang mengandung b*b* .
Untuk waktu transit sendiri, emang bisa saya bilang termasuk lama yah, untuk transit pertama dari Paris ke Jakarta tepatnya kami transit di bandara Jeddah untuk 5 jam, bisa saya bilang gak berkesan apa2 karena selain bandara yang gak ada fasilitas apa2 karena lagi di renovasi, terus hal yang aneh juga untuk layanan wifi gratis di airport tidak ada sama sekali atau mungkin cuma di lounge untuk penumpang kelas business ataupun kalo memang nekat ada wifi, kita harus membeli kartu perdana nomor Arab karena nanti password dan username akan dikirimkan ke nomor tersebut.
Then, untuk pengalaman transit yang kedua kami di Riyadh Airport dari Jakarta ke Paris emang cukup lama yah, karena memakan waktu 10 jam, tapi kali ini bisa dibilang transitnya gak membosankan karena tersedia transit lounge untuk penumpang dengan waktu transit yang panjang.
Sementara di lounge tersebut disediakan makanan dan minuman gratis dengan hanya menunjukkan boarding pas untuk penerbangan selanjutnya. Then gak lupa juga kalo mau tidur tersedia beberapa sofa untuk tidur plus selimut. So not badlah yah untuk transit 10 jam even gak ada wifi juga d lounge jadi agak boring sih.
Beberapa hal yang sangat berbeda yang saya temui yang menjadi pembeda paling besar antara Saudia Airlines dengan maskapai international lainnya.
Yupppsss akhirnya kami mencoba pesawat Saudia airlines, salah satu pesawat milik pemerintah Arab Saudi dan juga salah satu anggota Skyteam. Pertamanya sih masih parno mau naik pesawat yang gak kami kenal, cuma karena memang waktu booking tiket buat mudik kurang lebih 2 bulan sebelum kami berangkat, yah kamipun menjatuhkan pilihan pada maskapai ini dengan pertimbangan semoga pelayanannya bagus karena sudah anggota Skyteam Alliance.
Nah perjalanan kami dimulai dari Paris tepatnya di Charles de Gaulle airport menuju ke Jakarta tepatnya di Soekarno Hatta airport dan juga sebaliknya. Untuk tempat transit sendiri ada 2 kota karena perjalanan pulang pergi, pertama kami transit di Riyadh untuk 5 jam dari Paris, kedua kami transit di Jeddah untuk 10 jam dari Jakarta.
(Interior dalam pesawat dengan pola 3 - 4 - 3)
Seperti biasa sih, kalo mau perjalanan jauh pasti disediakan makanan, tapi untuk kali ini kayaknya
Saudia Airlines sama kayak temannya Air France - KLM sesama anggota Skyteam yang cuma kasi 3
kali makan di pesawat dengan perjalanan lebih dari 15 jam. Padahal pesawat Qatar Airlines udah kasi
makan 4 kali untuk penerbangan yang sama PP Paris - Jakarta.
|
(Salah satu makanan yang disediakan di pesawat: Nasi Goreng Ayam) |
(Interior dan pintu masuk transit lounge) |
Untuk waktu transit sendiri, emang bisa saya bilang termasuk lama yah, untuk transit pertama dari Paris ke Jakarta tepatnya kami transit di bandara Jeddah untuk 5 jam, bisa saya bilang gak berkesan apa2 karena selain bandara yang gak ada fasilitas apa2 karena lagi di renovasi, terus hal yang aneh juga untuk layanan wifi gratis di airport tidak ada sama sekali atau mungkin cuma di lounge untuk penumpang kelas business ataupun kalo memang nekat ada wifi, kita harus membeli kartu perdana nomor Arab karena nanti password dan username akan dikirimkan ke nomor tersebut.
Then, untuk pengalaman transit yang kedua kami di Riyadh Airport dari Jakarta ke Paris emang cukup lama yah, karena memakan waktu 10 jam, tapi kali ini bisa dibilang transitnya gak membosankan karena tersedia transit lounge untuk penumpang dengan waktu transit yang panjang.
Sementara di lounge tersebut disediakan makanan dan minuman gratis dengan hanya menunjukkan boarding pas untuk penerbangan selanjutnya. Then gak lupa juga kalo mau tidur tersedia beberapa sofa untuk tidur plus selimut. So not badlah yah untuk transit 10 jam even gak ada wifi juga d lounge jadi agak boring sih.
Beberapa hal yang sangat berbeda yang saya temui yang menjadi pembeda paling besar antara Saudia Airlines dengan maskapai international lainnya.
Hal pertama yang paling berbeda adalah: |
- Untuk kursi khusus bagi wanita hamil dan anak-anak sama sekali tidak tersedia. Karena berhubung penulis sudah pernah melihat dengan maskapai international lainnya, kursi khusus ibu hamil dan anak-anak selali jadi prioritas, nah untuk maskapai Saudia hampir bisa dibilang tidak ada sama sekali. Karena pas mau check in tidak ada yang didahulukan kecuali mereka yang dengan bantuan kursi roda.
- Basinet atau box khusus buat bayi juga tidak tersedia, jadi yang punya bayi emang harus kudu ekstra siapin tenaga buat mengendong.
- Tidak boleh memakai pakaian pendek sejenis rok mini atau celana pendek untuk perempuan dan harus memakai pakaian sopan yang tertutup sampai mata kaki karena mengingat banyaknya calon jamaah haji.
- Tersedia transit lounge buat penumpang yang transit lebih dari 5 jam di bandara Jeddah. Transit lounge sendiri menyediakan tempat tidur, toilet, makanan dan minuman bagi penumpang yang transit dengan tidak dikenakan biaya apapun. Bahkan sampai selimutpun disediakan oleh pihak maskapai ini.
- Untuk layanan di pesawat, banyak konten tentang agama, dan banyak film yang disensor karena memang disesuaikan dengan aturan negara Arab.
Nah untuk masalah teknis seperti take off dan landing, lumayan berjalan mulus karena tidak ada banyak gangguan. Dan untuk pengalaman terbang pertama dengan maskapai ini, dari angka 1-10 saya bisa kasi angka 7 karena layanannya lumayan bagus dan cukup memuaskan cuma memang masih kalah sedikit ama Qatar airways.
bukan buat gw de
ReplyDeleteHehehehehe, tergantung pilihan masing2 sih sebenarnya. Kalo kami memilih ini karena emang harganya paling murah dibanding dengan pesawat lain, terus dengan harga murah begini kami masih dpt poin juga dari Skyteam π.
ReplyDeletekelihatannya pesawatnya lebih baru dari yang saya naiki beberapa tahun lalu ya.https://asambackpacker01.wordpress.com/2013/03/23/pengalaman-naik-saudia-arabia-airlines/. ohya, skyteam bersama Garuda, KLM AirFrance juga ya.
ReplyDeleteQatar kalau dari KL ke Doha cuma dapat sekali makan dan sekali snack. Mungkin itu yang bikin QR dari KL lebih murah daripada QR dari Jakarta yang menyediakan makan 2x
ReplyDelete